cerita mistis waduk gajah mungkur
SuasanaPintu Air Waduk Gajah Mungkur - Masih ingatkan sobat video sebelumnya yang telah kami bagikan kepada sobat semua tentang suasana memancing di Waduk Gajah Mungkur yang begitu mengasyikkan.Nah pada artikel kali ini kami akan share video lagi tentang suasana di pintu airnya. Kebetulan saat melintasi jembatan di depan pintu air saya tergerak untuk mengabadikan memen ini berupa sebuah video
Kaliini mimin portal manyaran menceritakan legenda terjadinya Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Monggo disimak jangan lupa subscribe ya.
Sosmedmerupakan tempat paling bagus untuk mencari cerita seram. Soalnya banyak orang yang bisa dengan bebasnya menceritakan pengalaman pribadi dia, termasuk tentunya pengalaman mistis atua cerita seram. Saya akan menceritakan ulang kisah Grady Hendrix yang sempat viral di akhir tahun 2019 kemarin. Tahun 1981, Grady, berusia 9 tahun. Dia
3 Bagi kamu yang berencana ke sana, Waduk Gajah Mungkur terletak di Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. 4. Waduk Gajah Mungkur memiliki beberapa tempat rekreasi dan
Sc majalah misteriSemua material yang difitur dalam video dimiliki oleh para pemiliknya yang kami hormati. Kami tidak mengklaim video mereka sebagai milik k
Site De Rencontre Gratuit Dans Le 01. Waduk Gajah Mungkur merupakan salah satu waduk yang amat familiar di telinga saya. Mengenal namanya sejak zaman SD dari buku RPUL. Saya kira, nggak akan pernah kesampaian untuk menengok langsung rupa waduk fenomenal S2 pun, yang seringnya tengok-tengok waduk dan bendungan, nggak pernah terpikir bila akan singgah ke waduk yang legendaris ini. Wajar, karena lokasinya jauh sih. Solo-Jember 400 km cuy. njilalah, akhir bulan Januari kemarin, saya berkesempatan main ke Waduk Gajah Mungkur. Sebenarnya enggak ada rencana ke sini sih. We don’t have clue. Hingga akhirnya tercetuslah ide untuk main ke Waduk Gajah perjalanannya… lamaaa banget. Kita berangkat dari Karanganyar, karena habis main dari Telaga Madirda. Perjalanan ke waduk yang berada di Wonogiri ini membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam. Terkantuk-kantuklah saya selama di boncengan. Hampir short sleeper kayaknya. Buktinya, setibanya di lokasi, mata saya segar bugar memandang keindahan sekitar. Sedangkan si Mas bolak-balik nguap, hahaha. Maklum, lelah Apa Ada Waduk Gajah Mungkur? Waduk Gajah Mungkur merupakan sebuah waduk yang lokasinya berada di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Kurang lebih 1 jam perjalanan dari kota buatan ini sengaja dibangun untuk membendung aliran air dari hulu DAS Bengawan Solo yang volume airnya banyak banget. Airnya didapat dari Gunung Lawu dan kawasan Pegunungan Seribu yang mengalir ke wilayah Surakarta, hingga bermuara di Gresik atau bagian utara Jawa hilirnya berada di Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik. Solo merupakan salah satu kota yang berada di wilayah tengah Waduk Gajah MungkurDikarenakan di Surakarta cukup banyak lahan terbangun, maka tidak mengherankan bila kota ini sering mengalami banjir. Bahkan, tugu jam di Pasar Gede Solo selalu terendam apabila banjir melanda. Padahal tugunya setinggi itu. Ya berarti menelan pasar juga kan? Pada tahun 1966, hampir sebagian besar Kota Solo besok-besok tidak mengalami banjir lagi, demi menyelamatkan bangsa dan negara, maka dicanangkanlah pembangunan infrastruktur pengendali banjir DAS Bengawan Solo. Infrastruktur itulah yang kita sebut Waduk Gajah Mungkur. Telah menyelamatkan banyak jiwa dan harta benda di masa Waduk Gajah MungkurDengan bantuan teknis dari Pemerintah Jepang OTCA pada tahun 1974, dirumuskan Master Plan Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan perencanaan waduk buatan, maka tentu membutuhkan lahan yang sangat besar. Bahkan, harus ada yang dikorbankan. Bukan hanya 1-2 orang saja, melainkan 51 desa yang tersebar di 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Wonogiri, Ngadirojo, Nguntoronadi, Baturetno, Giriwoyo, Eromoko, dan Wuryantoro. Maka para warga di 51 desa diminta kesediaannya untuk pindah ke tempat lain. Istilahnya adalah bedol desa atau transmigrasi. warga bersedia dan rela untuk pindah ke luar Pulau Jawa. Tentu saja dengan jaminan pekerjaan yang lebih layak dan lebih baik. Mereka bersedia migrasi ke Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan. Memulai kehidupan baru yang lebih baik. Bahkan, jauh lebih baik. Karena keuletannya, mereka menjadi orang-orang sukses yang hidup damai di tanah baru.… dan kami respect, memberi penghormatan setinggi-tingginya kepada mereka yang telah bersedia merelakan rumah dan kenangannya untuk ditenggelamkan. Maka tidak heran, bahwa anak cucu orang Wonogiri yang berada di Sumatra, sangat mengelu-elukan jasa kakek Pembangunan Waduk Gajah MungkurMaka selama tahun 1976-1981, pembangunan Waduk Gajah Mungkur mulai dilakukan. Luas waduk adalah km2 yang mampu menampung 660 juta m3 air. Waduk ini mulai beroperasi pada tahun 1982. Tentu saja dipantau oleh 35 konsultan dari Nippon Koei Co Ltd Jepang yang telah berpengalaman. Waduk ini dikelola secara swadaya oleh kini, waduk Gajah Mungkur dikelola oleh Perum Jasa Tirta Bengawan Solo. Dengan pengelolaan dan manajemen yang baik, maka didapatkan berbagai manfaat yang dirasakan oleh warga Wonogiri dan Waduk Gajah MungkurHingga kini, Waduk Gajah Mungkur masih dibanggakan oleh masyarakat Wonogiri karena memberikan banyak manfaat bagi sekitarnya. Apa sajakah itu?Sebagai pengendali banjir dari aliran Sungai Bengawan SoloSebagai sumber irigasi untuk areal persawahan di wilayah Sukoharjo, Karanganyar, Klaten dan Sragen. Luas areal persawahan yang dialiri oleh waduk ini mencapai haSebagai sumber air bersih untuk masyarakat Wonogiri tentu diolah dulu ya sesuai standarSebagai penghasil listrik, berkat adanya PLTA Gajah Mungkur yang menghasilkan tegangan hingga 12,4 sarana hiburan dan rekreasi bagi warga setempat dan luar kotaSebagai sarana perikanan warga setempatKedalaman Waduk Gajuh MungkurPasti banyak yang bertanya-tanya berapa sih kedalaman Waduk Gajah Mungkur itu? Sesungguhnya kedalamannya berbeda-beda ya, karena meluas menempati 7 kecamatan. Namun dapat diperkirakan bahwa kedalaman Waduk Gajah Mungkur adalah 1,5-14,7 m. Kalau tinggi waduknya 40 meter. Apabila volume air mencapai nilai maksimum, maka akan mendekati tinggi terendah berada pada stasiun inlet Wiroko dan Bengawan Solo, yaitu 1,5 dan 2,4 m. Sedangkan kedalaman waduk yang paling dalam berada di area karamba jaring apung, yaitu sekitar 10,7-14,5 Waduk Gajah MungkurWaduk yang berada di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri ini memiliki luas km2. Sanggup menampung m3 atau 660 juta m3 air. Mampu melayani lahan pertanian seluas ha. Sangat menguntungkan bagi lahan pertanian di wilayah Wonogiri dan Solo yang Mengusulkan Nama Waduk Gajah MungkurMungkin juga banyak di antara teman-teman yang bertanya mengapa waduknya diberi nama Waduk Gajah Mungkur? Juga, kira-kira siapa yang mengusulkan nama Waduk Gajah Mungkur?Waduk ini diberi nama Gajah Mungkur karena bersebelahan dengan Gunung Gajah Mungkur, sehingga diambil namanya secara persis. Kenapa bukitnya bernama Gajah Mungkur? Karena konon katanya bentuk gunungnya seperti gajah yang membelakangi, sehingga disebut Gajah siapa yang mengusulkan nama Waduk Gajah Mungkur? Sejauh ini belum ada catatan yang bisa saya temukan. Namun kemungkinan jawabannya adalah ya tim desain waduk itu sendiri. Atau mungkin pejabat setempat. Atau mungkin Pak Soeharto, presiden Indonesia ke-2, yang ternyata pernah menghabiskan masa kecilnya di jawabannya abu-abu. Tidak ada yang pemberian nama Gajah Mungkur sendiri itu ada asal-usulnya loh. Bahkan menjadi sebuah Legenda Waduk Gajah MungkurKisah ini saya dengar dari Om Hao, seorang petutur di Youtube Kisah Tanah ratus tahun lalu, pada era Kerajaan Majapahit. Ada sebuah kerajaan kecil di daerah Wonogiri yang dipimpin oleh 2 punggawa besar, yakni Raja Prabu Gajah Madep dan Prabu Patih Gajah Mungkur. Pada suatu hari, kerajaan kecil ini bergejolak. Raja sudah sepuh dan hendak menurunkan tahta. Rencananya hendak dilanjutkan kepada anaknya yang bernama Prabu Gajah Mego. Namun beliau masih belia. Dirasa kurang matang karena usianya belum sampai 17 tahun. Dalam perpindahan kekuasaan ini, Patih Gajah Mungkur menyampaikan uneg-uneg kepada Prabu Gajah Madep, bahwa ia sebenarnya keberatan atas penurunan tahta kepada Prabu Gajah Mego. Ia mempertanyakan mengapa tahta diberikan kepada anak yang masih karena sabda dari Pandito Ratu, apa yang sudah dikatakan maka harus terjadi dan tidak bisa ditarik. Maka terjadi sebuah perselisihan dan pertikaian. Hal ini diselesaikan dalam bentuk pertikaian yang dilakukan di luar sebuah lapangan dengan hamparan yang luas, terjadi sebuah pertempuran antara Prabu Gajah Mungkur dan Patih Gajah Mego. Saat bertempur, mereka mengubah diri menjadi gajah yang pertempuran mereka meninggalkan 2 lubang besar seperti kedung. Dari tempat yang terjadi perkelahian inilah muncul cekungan air yang menjadi cikal bakal munculnya legenda gajah mungkur. Namun sekali lagi itu hanyalah legenda. Yang sengaja disangkutpautkan dengan keberadaan Waduk Gajah Mungkur. Padahal sejatinya waduk legendaris ini ada karena sengaja didesain untuk mengatasi banjir. Peninggalan di Waduk Gajah Mungkur Saat Musim KemarauAda Sawah yang Muncul di WadukMenariknya, saat musim kemarau warga maupun wisatawan bisa menginjak bagian dasar Waduk Gajah Mungkur. Ada beberapa daerah yang surut dan tanahnya memadat sehingga bisa dilewati. Terkadang dijadikan sarana refreshing sore hari sambil melihat matahari Nguntoronadi dan Wuryantoro juga ditemukan areal persawahan. Tanah sedimennya dinilai cukup menguntungkan untuk menanam padi. Jadi petani menanam padi di kawasan waduk saat sedang Rumah WargaDikarenakan dulunya kawasan Waduk Gajah Mungkur ini merupakan daerah permukiman yang penduduknya aktif bekerja dan melakukan kegiatan sehari-hari, maka tidak mengherankan bila terlihat sisa-sisa pondasi rumah pondasi rumah warga ini menjadi bukti bahwa pernah ada kehidupan sebelum dijadikannya waduk. Bahkan, di beberapa tempat masih terlihat jelas sumur yang digunakan warga beberapa tahun ini hanya bisa dilihat saat air waduk sedang surut. Apabila sedang musim penghujan dan volume air sedang banyak, maka ketinggian air dapat menenggelamkan pohon kelapa. Kurang lebih 7 m Legendaris Wonogiri-BaturetnoKetika sebagian air waduk mongering, akan tampak salah satu peninggalan infrastruktur yang masih kokoh hingga saat ini. Yaitu sebuah jembatan yang merupakan jalan utama penghubung tersebut masih kokoh berdiri karena konstruksinya terbuat dari beton sehingga mampu bertahan dari kerusakan air waduk yang merendamnya. Tatkala air surut, banyak warga yang melintasi jembatan ini. Entah untuk menikmatinya atau di Waduk Gajah MungkurSeperti lazimnya permukiman warga, maka pasti ada areal yang dikhususkan sebagai pemakaman. Menariknya, pemakaman ini juga muncul tatkala air waduk surut. Batu-batu nisan masih berdiri kokoh meski sebagian terkikis karena terendam air selama musim hujan. Wujud batu nisannya masih utuh. Masih dapat dikenali dengan mata telanjang. Namun tenang saja, tidak ada unsur mistis di kawasan ini. Pastikan saja datangnya saat pagi atau sore hari, kala masih banyak orang yang berlalu lalang di kawasan ini. Tugu Bedol Desa Waduk Gajah MungkurWaduk Gajah Mungkur ini amat luas. Tidak bisa dilihat hanya sekali pandang. Bahkan yang kami lihat sepertinya hanya mencakup 10%nya saja. Kala itu saya diajak ke daerah Pokohkidul. Sisi lain dari Waduk Gajah Mungkur, yang terdapat sebuah monumen kebanggaan warga Wonogiri, yaitu Tugu Bedol Desa Waduk Gajah ini berada di sisi kanan intake pintu air. Menghadap ke arah barat laut dan membelakangi waduk. Tugunya berbentuk oleh seorang bapak, ibu dan kedua anaknya yang melambangkan sebuah keluarga. Mereka melambaikan tangan seolah-olah berpamitan dari tanah asalnya untuk berpindah ke tempat yang dasar monumen ada sebuah tulisan atau relief yang menunjukkan kapan waduk berdiri. Selain itu, juga terpatri nama-nama almarhum yang meninggal saat prosesi pembangunan pribadi, takjub dengan warga Wonogiri. Entah kepada orang-orang yang pernah tinggal di Waduk Gajah Mungkur, maupun manusia-manusia baru yang mengenang jasa nenek moyangnya atas kesediaannya untuk berpindah kediaman. Di sekitar monumen, banyak wisatawan yang datang menikmati indahnya Waduk Gajah Mungkur. Ada yang sekadar duduk-duduk menikmati pemandangan, namun ada pula yang duduk-duduk menikmati jajanan. Hahaha, itu saya. Saya nyobain burger mini 6000-an. Alhamdulillah Waduk dari Atas BukitSelanjutnya, saya diajak oleh si Mas untuk melihat dari sisi yang lain, yaitu dari sisi di atas bukit. Entah apa yang dicari ya. Pokoknya saya ikut mengendarai motor dengan jalan yang menanjak. Hingga tibalah di pinggir tebing, rupanya kami bisa melihat waduk dari sisi yang lain, yaitu dari atas. Sehingga kami dapat melihat rupa bangunan utama waduk dari sisi sana tengok sini, rupanya ada gardu pandang di dekat kami, namun lebih tinggi. Lalu kami mencoba melangkah ke sana, menyusuri jalan setapak yang ada. Hingga sampailah kami di gardu pandang. Melihat sisi waduk dari tempat yang lebih keren banget. Alhamdulillah asyik dan seru juga ya. Bisa berdiskusi juga tentang apa-apa yang kami lihat. Kami melihat adanya perbedaan warna di antara air waduk. Di perairan yang dekat Tugu Bedol Desa, airnya berwarna coklat pekat. Sedangkan di sekitar bangunan utama waduk, airnya tampak lebih jernih. Hal ini menandakan bahwa ada penyaring sedimen. Dan kami melihat di sebuah area bahwa di sana tampak penyaring sedimen. Terlepas dari waduk itu sendiri yang juga menahan sedimen. Jadi, difilter 2 kali. Kami juga mengetahui bahwa Waduk Gajah Mungkur ini difungsikan sebagai PLTA. Kami menebak-nebak mana perairan yang menjadi sumber energi yang akan diolah oleh PLTA. Si Mas menebak bahwa perairan yang dikeliling pelampung berwarna oranye itu, yang di tengahnya ada pusaran saya nggak tahu, haha. Padahal saya sempat mengikuti mata kuliah infrastruktur pengelolaan sumber daya air selama 1 semester, dan juga sering keliling-keliling waduk. Namun kok saya tidak menemukan turbin PLTA nya ya. Yang semacam penggerak arus supaya menghasilkan energi. Apakah bentuknya beda? Ah, beda sedikit aja langsung nggak paham, menikmati Waduk Gajah Mungkur dari area waduk serbaguna, kami kembali melanjutkan perjalanan untuk berbalik pulang ke Surakarta. Sebenarnya belum puas-puas banget sih. Pengen eksplore waduk lebih banyak dan lebih jauh. Namun waduknya sungguh luas euy. Rasanya seperti akan keliling 7 kecamatan. Jalannya juga berkelok-kelok, bukan?Jadi, biarlah eksplore waduknya dicicil satu persatu saja dulu. Untuk saat ini, cukup sekian yang bisa dieksplore. Esok-esok, eksplore sisi waduk yang lain. Semoga kesampaian yaa, aamiin…
Yogyakarta - Waduk Gajah Mungkur atau WGM berada di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Waduk ini memiliki luas hingga hektare dan mulai dibangun pada 1976-1982. Waduk Gajah Mungkur terbentang di 7 kecamatan di Wonogiri. Masing-masing, Kecamatan Wonogiri, Kecamatan Ngadirojo, Kecamatan Nguntoronadi, Kecamatan Baturetno, Kecamatan Giriwoyo, Kecamatan Eromoko, dan Kecamatan Wuryantoro. Dikutip dalam jurnal berjudul "Pembangunan Waduk Gajah Mungkur Tahun 1976-1986" 2015 oleh Sri Utami, pembangunan waduk ini sudah direncanakan sejak 1964. Waduk Gajah Mungkur direncanakan sebagai waduk serbaguna yang dapat mengendalikan banjir, penyediaan air untuk irigasi, dan PLTA di lembah Sungai Bengawan Solo. Konon, waduk ini tidak sepenuhnya dibangun oleh usaha manusia. Ada peran makhluk gaib yang turut mewarnai kisah pembangunan waduk ini. Nostalgia Horor 90-an, Legenda Urban Hantu Mister Gepeng yang Menggemparkan Malam Jumat Menjelajahi 'Dark Tourism Lawang Sewu', Antara Keindahan dan Kegelapan Lampor, Ketika Mitos Keranda Terbang Jadi Film Mistis Kisah mistis mengenai waduk ini kian santer terdengar setelah ada beberapa makam leluhur yang tak berhasil dipindahkan, sehingga tenggelam di waduk ini. Keberadaan makam di waduk ini dapat terlihat pada saat musim kemarau, tepatnya ketika volume air waduk mulai surut. Batu nisan makam di dalam waduk ini akan terlihat jelas ketika air waduknya surut dan tidak akan terlihat pada saat musim hujan. Waduk Gajah Mungkur juga kerap kali menelan korban jiwa. Orang-orang yang tenggelam di waduk ini dapat dipastikan akan meregang nyawa. Kadang-kadang, proses pencarian jasad korban juga membutuhkan waktu berhari-hari. Warga Wonogiri dihebohkan dengan kemunculan angin puting beliung besar yang terjadi Rabu 20/1 sore. Fenomena alam ini terjadi di kawasan perairan Waduk Gajah Mungkur.
Dalang Mbah Kandar dalam sebuah pementasan Wayang mubarok - Wayang Gandrung, wayang mistis dari Kediri ini punya keunikan yang tidak dimiliki oleh wayang lain. Pergelaran wayang pada umumnya, lakon atau cerita datang dari sang dalang. Tetapi tidak dengan wayang Gandrung. Saat penentuan alur cerita dalam pagelaran wayang, sang dalang seperti Mbah Kandar tidak memiliki otoritas menentukan lakon. Semua hanya berdasarkan wangsit yang diterima Lamidi 60, pewaris ketujuh Wayang Gandrung dari kakek buyutnya Ki Demang Proyosono. Wangsit datang ke Lamidi setelah dirinya melakukan laku ritual. Peran kuat Lamidi dalam pengaturan proses mungel’ proses pementasan merambah ke seluruh aspek aktualisasi Wayang Gandrung, baik fisik maupun psikis. Laku ini sekaligus membangun kerangka mistik yang terstruktur bagi menguatnya mitos masyarakat terhadap Wayang Gandrung. Selain sang dalang tidak memiliki otoritas, penunjukan sebagai dalang juga hanya berdasarkan wangsit. Cerita ini dialami oleh Mbah Kandar, sang maestro seni tradisi yang sejak tahun 1982 menjadi dalang Wayang Gandrung. Sebelum menjadi penerus dalang Wayang Gandrung, dirinya adalah petani biasa yang tidak memiliki keahlian atau kepintaran khusus dalan seni pewayangan, seperti yang dia lakoni sekarang ini."Kulo ujug-ujug saged dalang sak wangsule angsal wangsit ken dados dalang Wayang Mbah Gandrung Saya tiba-tiba bisa mendalang setelah mendapat wangsit supaya menjadi dalang Wayang Mbah Gandrung," kata Mbah Kandar yang selalu berikutnya adalah berdasarkan wangsit sang pewaris dalam setiap pertunjukan yang akan dilakoni oleh Mbah Kandar, sang dalang Wayang Gandrung. Dalam setiap pementasan lakon selalu berubah-ubah sesuai wangsit. Beberapa lakon tersebut antara lain Barong Skeder, Bagawan Mintuno, Kuda Sembrani, Naga dan lain sebagainya. sudah beberapa kali menyaksikan pergelaran Wayang Gandrung dan dua kali menyaksikan keanehan. Setiap kali mengambil gambar di atas tungku dupa yang sedang dipenuhi asap dan api, tampak beberapa kali penampakan. Antara lain, kepala naga, srigala yang menginjak kepala jika dipikir dengan nalar, keanehan terjadi dan mengharuskan diam untuk mengikuti kekhusyukan Lamidi ketika mengeluarkan wayang dari kotak penyimpanan, wayang dikeluarkan satu per satu, dihunus dari kantung/sarung kain secara khidmat dan keempat wayang yang merupakan cikal bakal diasapi dengan dupa dan kemudian diserahkan kepada sang dalang. Sekadar diketahui Wayang Gandrung kali pertama ditemukan di dalam kayu ada empat yakni Wayang Mbah Gandrung Kakung Panji Asmorobangun, Wayang Mbah Gandrung PutriGaluh Candrakirono, Wayang Joko Luwar dan Wayang Raden Sedono Popo, namun setelah disimpan dalam kotak keempat wayang tersebut membawa teman-temanya kurang lebih 40 buah. Wayang mistis bertahan turun-temurun selama 300 tahun Kisah wayang mistis, jika berulah saat menonton bisa kualat [tts]
Masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan lagu keroncong dari Kota Solo. Dinyanyikan oleh Gesang Martohartono berjudul Bengawan Solo. Menceritakan sebuah aliran air yang dinobatkan sebagai sungai terpanjang di Jawa. Di sisi lain, ternyata memiliki bendungan besar nan indah, yaitu Waduk Gajah Mungkur. Sudah tahu belum cerita yang diklaim menjadi asal-usul bendungan ini? Konon, dulunya ada kerajaan besar di sana. Namun, tengah terjadi perebutan kekuasaan di dalamnya. Sang raja memiliki seorang keponakan bernama Gajah Mego dan patih hebatnya, Mungkur. Sang Raja meminta Gajah Mego untuk menggantikan posisinya di kerajaan. Namun sang patih Mungkur, tidak terima karena dianggap masih muda dan tidak berpengalaman memerintah kerajaan. Ia pun marah besar terhadap keputusan tersebut dan membuat mereka berdua bertengkar. Pertarungan sengit tidak bisa terelakan, hingga Gajah Mungkur muncul sebagai pemenang. Bekas arena bertarung tersebut membentuk sebuah cekungan besar. Dimana ketika hujan air menggenang di sana dan tidak mau surut. Akhirnya, jadilah waduk besar itu sekarang. Berdirinya Waduk Gajah Mungkur Kalau membicarakan tentang berdirinya Waduk Gajah Mungkur, ingatkah Kamu dengan Bedhol Desa tahun 1976? Mungkin beberapa orang tua yang tinggal di sana masih mengingatnya. Ada sekitar lebih orang dari 51 desa dan kelurahan dipindahkan ke provinsi lain lewat transmigrasi.
Waduk Gajah Mungkur merupakan danau buatan yang terletak di Wonogiri, Jawa Tengah. Waduk terbesar se-Jawa Tengah ini memiliki luas Hektar yang mencangkup 7 kecamatan sekaligus, yaitu Kecamatan Wonogiri, Ngadirojo, Nguntoronadi, Kecamatan Wuryantoro, Baturetno, Giriwoyo, dan Eromoko. Waduk ini dibangun oleh kontraktor Jepang tahun 1964 yang berfungsi sebagai bendungan Sungai Bengawan Solo untuk mencegah banjir. Tidak lupa, pemerintah memanfaatkan aliran air waduk sebagai PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air yang mampu menghasilkan daya 12,4 megawatt dan juga sebagai sumber air minum penduduk Wonogiri. Karena pemandangannya yang indah, tempat wisata juga telah dibangun disekitar waduk, ada kebun binatang, taman bermain, dan wahana yang memanjakan pengunjung. Jika kalian sudah tahu sekilas tentang waduk ini, marilah kita simak bersama misteri yang menyelimuti waduk ini. 1 Makam Dibawah Air Ternyata makam tidak hanya ada di daratan. Di waduk Gajah Mungkur terdapat makam yang tenggelam dibawah air, konon makam ini peninggalan tahun 1900-an dilihat dari bentuk dan bahan batu nisan yang terbuat dari pahatan batu. Menurut warga sekitar makam ini adalah makam Setono, suatu daerah yang ikut ditenggelamkan saat pembuatan waduk tahun 1978 silam. Saat musim kemarau dan air waduk menyusut maka kumpulan nisan di sekitar makam akan muncul ke permukaan. Hal ini semakin menambah aura mistis dari Waduk Gajah Mungkur. Pastinya banyak penampakan yang terjadi di sekitar pemakaman saat malam hari, beberapa diantaranya adalah pocong yang berjalan diatas air. Penunjung yang datang dihimbau untuk menghormati dan tidak merusak situs pemakaman ini. 2 Gunung Pegat Walau bukan di dalam area Gajah Mungkur, misteri gunung pegat tidak boleh diabaikan. Gunung yang terletak di dekat waduk ini memiliki cerita misteri dan mitos yang menyeramkan. Yang paling terkenal adalah mitos putusnya hubungan kekasih setelah melewati gunung keramat ini. Untuk itu warga sekitar menghimbau bagi pasangan kekasih baru menikah yang belum genap selapan atau 35 hari untuk tidak melewati gunung ini. Jika terpaka, sebaiknya mengambil jalan memutar melewati Jatisrono atau Pracimantoro. Selain itu, disini konon menjadi tempat pembuangan mayat para korban pembantaian G30S PKI, sehingga tempat ini sudah banyak penunggu gaib yang siap mencari mangsa siapapun yang melewati daerah ini dengan tidak sopan. 3 Perkelahian Gajah Madep dan Gajah Mungkur Selain fakta sejarah bahwa waduk ini dibangun oleh Jepang tahun 1978, ternyata ada mitos lain yang menjadi legenda turun temurun masyarakat sekitar. Konon dulunya terdapat kerajaan yang dipimpin oleh rajah bernama Gajah Madep, karena usianya yang sudah senja, beliau ingin cucunya yang bernama Gajah Mego, banyak patih kerajaan yang tidak setuju karena usianya yang sangat muda salah satunya adalah Gajah Mungkur. Karena Gajah Mungkur memberontak akhirnya terjadi perkelahian sengit antara Gajah Madep dan Gajah Mungkur. Mereka berubah menjadi Gajah Raksasa, dan perkelahian tersebut membuat tanah menjadi amblas dan membentuk cekungan yang lambat laun terisi air sungai hingga terbentukklah waduk Gajah Mungkur. 4 Penampakan Pocong Cerita penampakan pocong banyak dialami warga sekitar waduk, terutama bagi mereka di Desa Pudak Wuryantoro. Jalan di desa tersebut masih terasa angker banyak, semak dan pepohonan rindang yang dihuni oleh banyak makhluk astral. Bahkan anehnya warga sudah berkali-kali memasang lampu penerangan, namun lampu tersebut mati keesokan harinya, padahal sudah diganti dengan merek yang paling bagus. Energi di daerah itu sangat kuat, ada cerita saat warga yang sedang pulang kerja tengah malam melewati daerah tersebut melihat pocong yang duduk di belakang bemper mobil Avanza yang ada di depannya, karena tidak kuat melihatnya mereka kabur melewati jalan lain dan meninggalkan Avanza tersebut. Ada juga para petani yang meninggal tenggelam pada daerah pinggiran danau yang hanya berkedalaman 1 meter. Untuk itu mereka percaya pamali untuk bertani sampai sore hari di dekat Waduk Gajah Mungkur. 5 Misteri Belalai Air Selain fenomena mistis banyak fenomena aneh yang terjadi di danau ini salah satunya adalah belalai air yang mengarah kelangit. Mungkinkah ada hubungannya dengan makhluk penghuni dasar danau yang naik kelangit? Walau masih misterius banyak orang menanggap fenomena ini adalah fenomena alam biasa. Belalai air diluar negeri dikenal sebagai waterspout atau juga cleret air di Indonesia. Sebuah fenomena terhisapnya air danau akibat pusaran angin seperti puting beliung sehingga menghisap air dibawahnya dan membentuk cleret yang mengerikan. Fenomena ini terakhir pernah terjadi Sabtu, 3 Maret 2018 silam yang menjadi viral di dunia maya.
cerita mistis waduk gajah mungkur